您的当前位置:首页 > 娱乐 > Perang Dagang AS 正文
时间:2025-06-05 18:38:53 来源:网络整理 编辑:娱乐
Warta Ekonomi, Jakarta - Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok tidak hanya meng quickq免费版下载
Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok tidak hanya mengguncang arus perdagangan internasional, tetapi juga mengubah secara fundamental cara negara-negara menyusun kebijakan ekonomi.
Chief Economist PT Trimegah Sekuritas, Fahrul Fulvian, dalam sesi pemaparan Macroeconomic and Bond Market Outlook, menyebut dunia kini memasuki fase baru yang ia istilahkan sebagai A Brave New World. Dalam fase ini, multilateralisme melemah dan kebijakan ekonomi global tidak lagi berbasis aturan bersama (rule-based), melainkan berlandaskan diskresi dan negosiasi.
“Dulu, ada pakem yang bisa kita pegang dalam membuat keputusan. Sekarang semuanya bergeser, kebijakan global makin dipengaruhi oleh agenda politik dan kompromi bilateral,” ujar Fahrul, dikutip Rabu (4/6/2025).
Baca Juga: Update Perang Dagang: Beijing Ungkap Sejumlah Dusta Trump ke China
Ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara dua raksasa ekonomi dunia itu telah menciptakan ketidakpastian tinggi dalam sektor perdagangan global. Kondisi ini berdampak langsung terhadap dunia usaha, terutama pelaku ekspor-impor.
Fahrul menjelaskan bahwa kontrak-kontrak dagang jangka panjang semakin sulit direalisasikan karena risiko kebijakan yang tak menentu. “Sekarang, pelaku usaha lebih memilih kontrak 3–6 bulan, bahkan banyak yang bertransaksi tunai. Ini menunjukkan perubahan drastis dalam persepsi risiko,” jelasnya.
Ketidakpastian tersebut turut meningkatkan kebutuhan pembiayaan jangka pendek. Permintaan terhadap modal kerja (working capital) melonjak karena pelaku usaha perlu menjaga likuiditas tinggi dan menghindari risiko piutang jangka panjang.
Baca Juga: Update Perang Dagang: AS Isyaratkan Negosiasi Trump dan Xi Jinping
Menurut Fahrul, yang lebih mengkhawatirkan dari sekadar perang tarif adalah munculnya gejala bahwa dominasi dolar AS sebagai jangkar global mulai melemah, atau yang ia sebut sebagai "dollar exceptionalism is over". Negara-negara surplus seperti Tiongkok dan Jepang mulai mengurangi minat terhadap surat utang pemerintah AS, mengganggu stabilitas ekosistem keuangan global yang selama ini menopang kekuatan dolar.
“Relasi 40 tahun antara yieldobligasi AS dan kekuatan dolar terputus sejak April lalu. Ini bukan hanya gangguan teknikal, ini pergeseran sistemik,” tegasnya.
Di tengah perubahan arah ekonomi global, muncul pertanyaan strategis: bagaimana Indonesia harus merespons? Fahrul menekankan perlunya regulator dan pelaku pasar memahami konteks global dan membangun strategi pendanaan yang lebih mandiri serta adaptif.
“Pasar obligasi lokal harus jadi alternatif strategis. Di tengah gejolak global, kekuatan pembiayaan dalam negeri akan menjadi tameng utama kita,” pungkasnya.
Denmark Bakal Beri Hadiah buat Pelancong Ramah Lingkungan2025-06-05 18:24
KPK Kembali Diminta Periksa Bos KBN2025-06-05 17:23
Catat, Ini 7 Tanda Kamu Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Manis2025-06-05 17:23
Sidang Narkoba Dody Prawiranegara Mulai Digelar di PN Jakbar2025-06-05 17:19
Chef Penemu Tiramisu Roberto Linguanotto Meninggal di Usia 81 Tahun2025-06-05 17:06
Saksi Ahli Psikologi Forensik Sebut Ricky Rizal Tidak Memiliki Potensi Agresif Membunuh Brigadir J2025-06-05 17:04
Harga Bitcoin Tembus Rekor Baru, Hampir Sentuh US$110.0002025-06-05 17:01
Mobil Berpenumpang Penuh Dibolehkan Lagi di Jakarta2025-06-05 17:00
KPK Sita 16 Kendaraan Mewah, Bupati Hulu Sungai Tengah Kesal2025-06-05 16:13
Hari Ini, Pemerintah Resmi Terbitkan Perppu Cipta Kerja2025-06-05 16:01
Peringatan 13 Tahun Octa: Evolusi Layanan Broker Bernilai Tinggi2025-06-05 18:15
Saksi Ahli Psikologi Forensik Sebut Ricky Rizal Tidak Memiliki Potensi Agresif Membunuh Brigadir J2025-06-05 18:05
干货:世界插画专业排名及院校推荐2025-06-05 17:56
Banjir dan Longsor Ciganjur, LazisNU Jaksel Kirim Bantuan2025-06-05 17:20
PSI Usung 15 Bakal Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024, Ini Nama2025-06-05 17:19
Jokowi Merapat ke PSI? Golkar Angkat Bicara ke Mana Bakal Berlabuh2025-06-05 17:01
艺术留学美术基础是必要的吗?2025-06-05 16:51
Siapa Mau Pindah? 12 Tower Rusun di IKN Nusantara Sudah Siap Huni2025-06-05 16:11
FOTO: Barbie 'Mendarat' di London usai 6 Bulan ke Luar Angkasa2025-06-05 16:05
Rugikan Negara Rp100,7 miliar, Petinggi PT Antam Dodi Martimbang Resmi Ditahan KPK2025-06-05 15:57