Susi: Budaya Berkonstitusi Bukan Hanya pada Rakyat, Tapi Para Pemimpin Negara
Konstitusi pada dasarnya merupakan kumpulan asas dan kaidah hukum yang mengatur suatu organisasi.Konstitusi secara eksklusif sebagai sebuah dokumen hukum yang berisi aturan-aturan hukum, sementara yang lain mengartikannya sebagai sebuah manifesto, pernyataan pernyataan ideal yang secara umum dikenal sebagai‘Charter of the Land’.
Pakar Hukum Tata Negara, Susi Dwi Harijanti mengatakan, budaya berkonstitusi tidak hanya terbatas pada rakyat, melainkan yang lebih penting adalah para pemimpin negara dan pemerintahan,dimana penegakan kaidah-kaidah hukum tata negara, terutama konstitusi, sangat tergantung pada faktor-faktor di luar hukum, terutama faktor politik.
Baca Juga: Prabowo Harus Dihukum
"Kehidupan politik dan hukum sehari-hari di negara-negara dimaksud memperlihatkan lebih mudah membuat sebuah konstitusi atau undang-undang dasar, namun sukar menerapkannya dalam praktik penyelenggaraan negara yang tunduk pada prinsip prinsip konstitusi," katanya pada acara “Peningkatakan Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Wartawan se-Indonesia” di Bogor, Rabu (24/4/2019).
Dikatakannya bahwa inti konstitusional hukum ada tiga, yaitu yang pertama hak mengajukan judicial review(merupakan jaminan melawan tirani mayoritas). Kedua adalah hak-hak sebagai pegangan (petunjuk) bagi hakim untuk memutus perkara sesuai nilai-nilai yang mendasari sistem hukum secara keseluruhan,dan yang ketiga adalah hak-hak tertentu dikatakan tersirat oleh proses demokrasi itu sendiri.
Baca Juga: Pembunuh Satu Keluarga di Makassar Terancam Hukuman Mati
"Konstitusionalisme politik lebih menekankan pada legalitas proses dimana hak-hak didefiniskan, dimajukan atau dibatasi melalui undang-undang dan tindakan pemerintah," ujarnya.
Perdebatan dalam penafsiran konstitusi lebih terfokus pada perdebatan antara originalism (yang seringkali disebut pula interpretivism) dengan non-originalism (yang sering disebut sebagai non-interpretivism). Perdebatan mendasar antara originalisme dengan non-originalisme terletak pada isu bagaimana undang undang dasar harus berkembang.
"Originalis berpandangan bahwa amandemen merupakan satu-satunya cara yang sah untuk evolusi undang undang dasar. Sedangkan Non-originalis berpendapat bahwa arti yang terdapat dalam undang-undang dasar tidak hanya terbatas pada apa yang dimaksudkan oleh para pembentuk, melainkan arti serta pelaksanaan ketentuan-ketentuan undangundang dasar harus berkembang melalui penafsiran," katanya.
Kaum non-originalis berpendapat bahwa menafsiran undang-undang dasar, termasuk menafsirkan norma norma dan nilai-nilai yang tidak secara eksplisit dimaksudkan oleh para pembentuk konstitusi. Konstitusi dan konsitusionalisme tidak hanya dapat dipahami oleh sudut pandang hukum semata, oleh karena paham konsititusionalisme yang tercermin dalam konstitusi merupakan hasil kekuatan-kekuatan yang berkembang di masyarakat pada masa tertentu.
"Penegakan kaidah-kaidah hukum tata negara, terutama konstitusi, sangat tergantung pada faktor-faktor di luar hukum, terutama faktor politik. Oleh karena itu, jika sistem politik tidak sehat, maka penegakan terhadap UUD 1945 juga sangat sulit dilakukan," pungkasnya.
(责任编辑:热点)
Didukung Masyarakat Batak, TKN Yakin Prabowo
7 Cara agar Anak Tumbuh Tinggi Secara Alami, Bisa Dilakukan di Rumah
Lakukan 9 Pola Hidup Sehat Ini agar Tetap Bugar di Usia 50 Tahun
Dishub DKI: Gak Ada Kenaikan Tiket Bus Ekonomi Saat Mudik
Kali Pertama, Calvin Klein Tunjuk Perempuan Jadi Pimpinan Kreatif
- 7 Barang Ini Tak Boleh Disimpan di Atas Kulkas, Apa Saja?
- The Portals Dublin
- Banyak Dicaci, Times Square Jadi Tempat Wisata Terburuk di Dunia
- Teh Herbal dan Secangkir Cerita Kebahagiaan
- Info Lowongan PT KCIC Kereta Whoosh, Minimal Lulusan D3 Bisa Melamar, Cek Persyaratannya
- Presiden Prabowo Serukan Israel untuk Akui Negara Palestina
- Ini Cara Badan Tinggi Seperti Gen Z di China, Bisa Lebih dari 170 Cm
- VIDEO: BARK Air Layani Penerbangan Mewah buat Anabul, Mulai Rp96 Juta
-
PLN Siagakan 43.493 Personel dan 17.633 Posko Jaga Pasokan Listrik Selama Iduladha 1446 H
Warta Ekonomi, Jakarta - Menjelang perayaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, PT PLN (Persero) menyia ...[详细]
-
Biar Enggak Gampang Loyo, Ini 7 Makanan Terbaik untuk Usia 30
Daftar Isi 1. Kacang-kacangan ...[详细]
-
Meski Dapat Endorse Wakilnya Trump, Harga Bitcoin Terkoreksi ke US$107.000
Warta Ekonomi, Jakarta - Pasar kripto mengalami koreksi setelah reli besar-besaran sebelumnya, denga ...[详细]
-
Long Weekend Mau Jajal Kereta Cepat? Simak Cara Beli Tiket Whoosh
Jakarta, CNN Indonesia-- Whoosh adalah kereta berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia teng ...[详细]
-
INFOGRAFIS: Lestarikan Lingkungan Lewat Keseharian, Ngapain Aja?
Jakarta, CNN Indonesia-- Melestarikan lingkungan tak melulu dengan menanam pohon. Kamu juga bisa mel ...[详细]
-
Megawati Singgung Netralitas TNI
JAKARTA, DISWAY.ID --Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritisi isu-isu miring yang belakang ...[详细]
-
FOTO: Kelucuan Belasan Anabul di Pet Gala
Jakarta, CNN Indonesia-- Seorang desainer menggelar fashion show dengan menampilk ...[详细]
-
Disentil Prabowo soal Etika, Anies: 'Kalo Gak Bisa Jawab Jangan Salahin Penanya!'
JAKARTA, DISWAY.ID--Calon presiden nomor urut satuAnies Baswedanmerespon pernyataan Prabowo yang men ...[详细]
-
Polri Ungkap Kesulitan Pembebasan Kapten Philip Marthens yang Masih Disandera KKB Papua
JAKARTA, DISWAY.ID- Satuan Tugas (Satags) Damai Cartenz belum bisa membebaskanPilot SusiAir Kapten P ...[详细]
-
7 Makanan Pemicu Kelenjar Getah Bening Membengkak, Kurangi Gorengan
Daftar Isi 1. Makanan olahan ...[详细]
INFOGRAFIS: Lestarikan Lingkungan Lewat Keseharian, Ngapain Aja?
7 Cara agar Anak Tumbuh Tinggi Secara Alami, Bisa Dilakukan di Rumah
- 3 Daun Penghancur Lemak yang Paling Jitu dan Cara Konsumsinya
- 5 Tips Awet Muda dan Bugar ala Ariel NOAH
- FOTO: Pelepasan Lampion Warnai Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur
- Cerita Ibunda Alm Brigadir J yang Berani Bentak
- 7 Ramuan Tradisional Penurun Berat Badan, Bahannya Mudah Didapat
- DKPP Periksa Bawaslu RI Atas Dugaan Langgar Kode Etik
- Disentil Prabowo soal Etika, Anies: 'Kalo Gak Bisa Jawab Jangan Salahin Penanya!'