时间:2025-06-05 18:53:19 来源:网络整理 编辑:休闲
Warta Ekonomi, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit Buy Now Pay Later(B quickq官网地址是多少
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit Buy Now Pay Later(BNPL) atau paylateroleh industri perbankan terus mencatatkan pertumbuhan pesat. Per April 2025, baki kredit BNPL perbankan mencapai Rp21,35 triliun, naik 26,59% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa porsi kredit BNPL masih relatif kecil terhadap keseluruhan portofolio kredit perbankan, yakni hanya sekitar 0,27%.
“Per April 2025, baki kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK tumbuh sebesar 26,59% menjadi sebesar Rp21,35 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,36 juta,” ujar Dian dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Mei 2025 di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Secara total, OJK mencatat bahwa penyaluran kredit perbankan pada April 2025 mencapai Rp7.960,94 triliun, tumbuh 8,88% yoy.
Baca Juga: Sebanyak 24,5 Juta Orang Terjerat Pay Later, Utang Masyarakat Capai Rp22,78 T
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,86%, diikuti kredit konsumsi 8,97%, dan kredit modal kerja yang tumbuh 4,62% yoy.
Dari sisi kepemilikan, Bank BUMN masih menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan kredit sebesar 8,82%. Sementara itu, kredit kepada korporasi tumbuh 12,77%. Kredit kepada sektor UMKM juga mencatatkan kenaikan sebesar 2,60%, dengan kredit usaha kecil tumbuh paling tinggi, yaitu 9,48%.
Di sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 4,55% yoy menjadi Rp9.047 triliun. Rinciannya, giro tumbuh 6,02%, tabungan 6,05%, dan deposito 2,07%.
Baca Juga: Masyarakat Doyan Ngutang, Pinjaman di Pinjol Capai Rp80 Triliun
Likuiditas perbankan juga terjaga, ditunjukkan dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 25,23% dan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) sebesar 111,32%, keduanya masih jauh di atas ambang batas minimum 10% dan 50%.
Rasio liquidity coverage(LCR) tercatat di level tinggi 200,35%. Kualitas kredit tetap terjaga, dengan rasio non-performing loan(NPL) gross di angka 2,24%, dan NPL net naik tipis dari 0,81% menjadi 0,83%.
Adapun loan at risk(LAR) berada di angka 9,92%, sedikit meningkat dibanding bulan sebelumnya, namun masih lebih rendah dari posisi April 2024 dan di bawah level pra-pandemi (9,93% per Desember 2019).
PLN Bangun 21 Proyek Listrik Strategis di Jawa Barat2025-06-05 18:47
Viral Kabin Pesawat First Class Kumuh, Padahal Tiketnya Rp95 Juta2025-06-05 18:34
Volvo PHK 3.000 Pegawai Kantoran, Restrukturisasi Demi Efisiensi Rp2,8 Triliun2025-06-05 18:12
VIDEO: Festival La Merce Terangi Langit Malam Barcelona2025-06-05 17:50
VIDEO: Pertunjukan Drone Disneyland Paris Pecahkan Rekor Dunia2025-06-05 17:26
INTIP: 5 Kebiasaan Ini Bikin Diet Gagal, Berat Badan Susah Turun2025-06-05 17:21
5 Makanan Penurun Demam Tinggi, Jangan Buru2025-06-05 17:06
Bandara Soekarno2025-06-05 16:54
Saham Emiten Tambang PSAB Melejit 73,08% dalam Sepekan, BEI Keluarkan Peringatan2025-06-05 16:19
Buat Bercinta Sedikit 'Liar' dengan 7 Trik Ini, Mau Coba?2025-06-05 16:16
OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI ke 4,7%, Pemerintah Andalkan 5 Paket Stimulus2025-06-05 18:51
Sandiaga akan Benahi Transportasi Umum di Jakarta2025-06-05 18:33
FOTO: Bapak Rumah Tangga Mendobrak Patriarki di China2025-06-05 18:33
Kabinet Merah Putih Gemuk, Akademisi Soroti Anggaran Gaji Terancam Membengkak2025-06-05 18:17
Hutang Tersangka Mutilasi Istri di Ciamis Tembus Ratusan Juta Rupiah2025-06-05 17:42
Viral Kabin Pesawat First Class Kumuh, Padahal Tiketnya Rp95 Juta2025-06-05 17:19
5 Menu Sarapan Terburuk, Wajib Dihindari untuk Usir Perut Buncit2025-06-05 17:10
Gantikan AHY, Nusron Wahid Doakan Mendiang Ani Yudhoyono saat Sertijab2025-06-05 16:45
Melesat, Indonesia Tempati Urutan ke2025-06-05 16:24
5 Menu Sarapan Terburuk, Wajib Dihindari untuk Usir Perut Buncit2025-06-05 16:09