您的当前位置:首页 > 休闲 > Ironi dari Tempat 正文
时间:2025-06-03 16:26:13 来源:网络整理 编辑:休闲
Jakarta, CNN Indonesia-- Fenomena tempat wisataviral tak jarang membuat wisatawan berbondong-bondong quickq免费版下载
Fenomena tempat wisataviral tak jarang membuat wisatawan berbondong-bondong berkunjung. Namun, karena membludaknya wisatawan yang datang, tempat-tempat wisata yang viral itu malah rusak.
Salah satu kejadian yang belum lama terjadi dialami Rumah Abah Jajang di Cianjur, yang disebut punya pemandangan "surga" karena terdapat Curug Citambur di depannya.
Akibat viral di media sosial rumah pemandangan "surga" Abah Jajang, halaman rumahnya menjadi rusak karena banyak pengunjung yang datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kasus yang pernah ramai adalah tercemarnya kawasan Ranu Kumbolo, setelah membludaknya pengunjung usai menyaksikan film "5 cm" pada 2012, sehingga terinspirasi untuk datang.
Kawasan Ranu Kumbolo yang awalnya asri, bersih, dijaga dan diyakini sakral bagi warga sekitar, dicemari sampah plastik, bau pesing, hingga kotoran manusia. Jumlah sampah yang ditinggalkan bahkan pernah mencapai enam ton dalam empat hari.
Membludaknya pengunjung di tempat wisata usai viral serta masalah kerusakannya, juga dialami destinasi lainnya.
Sebut saja 98 ton sampah berserakan di Masjid Agung Al Jabbar-Bandung sejak 2 bulan peresmiannya, rusaknya taman bunga karena terinjak-injak wisatawan yang membludak di Amaryllis Garden-Yogyakarta, polusi akibat kendaraan ribuan pengunjung di 'Negeri di Atas Awan' Banten, hingga banyaknya sampah plastik di Ranu Manduro di Mojokerto.
Meski tidak terjadi pada semua tempat wisata, isu ini menjadi hal yang terus berulang setiap ada gelombang wisatawan yang datang ke tempat wisata viral di media sosial.
Pakar wisata Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru, turut menanggapi isu sampah dan kerusakan di tempat wisata sebagai sebuah isu yang krusial.
"Wisatawan ikut bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan di lingkungan objek dan daya tarik wisata," jelasnya kepada CNNIndonesia.com pada Kamis (23/11).
Menurut Chusmeru, bentuk gangguan yang terjadi di tempat wisata juga bisa terjadi karena vandalisme oleh wisatawan yang tidak menghargai nilai-nilai keindahan, sejarah, dan budaya tempat wisata.
Padahal, tempat wisata yang kotor ini dinilainya bertentangan dengan Sapta Pesona terkait kebersihan dan keindahan, juga prinsip Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) yang berkaitan dengan kenyamanan tempat wisata.
"Patut dipertanyakan juga, kenapa wisatawan sampe membuang sampah sembarangan di objek wisata?" tambahnya.
Chusmeru menilai bahwa objek wisata baru biasanya masih mengabaikan fasilitas tempat sampah. Selain itu, kerusakan dan membludaknya sampah juga bisa terjadi karena ketidakseimbangan jumlah pengunjung dan daya tampung tempat wisata.
Menurut Chusmeru, permasalahan ini merupakan tanggung jawab bersama, yaitu pemerintah, pengelola, masyarakat, dan wisatawan.
Selain kesadaran dari masyarakat dan wisatawan, ia menyarankan agar tempat wisata punya SOP yang mengacu pada aspek keberlanjutan ekosistem beserta fasilitasnya.
Hal ini dilakukan agar pengelola juga bisa turut mengedukasi wisatawan. Seperti, dengan menyediakan tempat sampah dalam setiap radius tertentu.
Selain itu, Ia juga menyarankan adanya audit rutin dari pemerintah dan pengujian sertifikasi tempat wisata supaya tempat wisata bisa dipaksa mengikut aturan keberlanjutan yang ditetapkan.
Sementara itu, meski dalam momen tertentu rusak atau tercemar, viralnya tempat wisata bisa membantu mengangkat pariwisata suatu destinasi. Salah satunya, dampak lain dari viralnya rumah Pak Jajang.
"Ada dampak positif dengan viralnya rumah Abah Jajang. Wisata Citambur jadi ikut terangkat, dan kunjungan meningkat. Sekarang untuk weekend ada lebih dari 100 orang pengunjung yang datang," kata Ketua Kompepar Curug Citambur, Yuceu, pada Minggu, (2/4).
Fiji Bantah 7 Turis Keracunan Alkohol, Diduga Kena Penyakit Misterius2025-06-03 16:23
Daerah Sasaran Operasi Damai Cartenz 2024 di Papua, KKB dan Kelompok Kriminal Politik Target Utama2025-06-03 16:17
Turun Tajam Rp23 Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Dibanderol Rp1.871.000 per Gram2025-06-03 16:11
Penting Dicatat, Ini 5 Cara Ampuh Meningkatkan IQ Anak2025-06-03 15:51
Alhamdulillah, KJP Plus dan KJMU Cair! Bisa Diambil di ATM Bank DKI, Ini Jadwal Tarik Tunainya!2025-06-03 15:50
Emiten Prajogo Pangestu (CUAN) Mau Stock Split 1:10, Saham Lebih Terjangkau dan Likuid2025-06-03 15:48
Belum Terpikir Bentuk TGUPP Pasca 11 Hari Menjabat, Heru Budi: Tergantung Selera Gubernur2025-06-03 15:31
Harganya Meroket, Perdagangan Saham Emiten TGUK Dihentikan Sementara oleh BEI2025-06-03 14:49
FOTO: Bundaran HI Bersiap Sambut Pesta Tahun Baru 20252025-06-03 14:24
Daerah Sasaran Operasi Damai Cartenz 2024 di Papua, KKB dan Kelompok Kriminal Politik Target Utama2025-06-03 14:00
Kelahiran Prematur, PR Ortu untuk Terus Pantau Si Kecil2025-06-03 15:57
Gembok Dibuka, Saham Emiten Furniture LFLO Bebas dari Suspensi2025-06-03 15:41
Intip Rahasia Panjang Umur di Penjuru Dunia, Salah Satunya Tidur Siang2025-06-03 15:24
KAI Batalkan 9 Perjalanan Kereta dan Putar 10 Jalur Imbas Kecelakaan di Cicalengka, Ini Daftarnya2025-06-03 15:23
Soal Pembebasan Ba'asyir, Ini Penjelasan Mahfud MD2025-06-03 15:11
7 Kebiasaan Sepele yang Bikin Ranjang jadi 'Anyep', Libido Drop2025-06-03 15:09
Sarang Mafia, Turis ke Sisilia Diminta Hindari 'Segitiga Kematian'2025-06-03 14:59
Terkuak! Usai Bunuh Icha, Eks Pendeta Muda Rudolf Tobing Pakai Uang Korban untuk Main Trading Binomo2025-06-03 14:56
Longsor Tewaskan 19 Orang, Bahlil Ancam Tarik Kewenangan Tambang ke Pusat2025-06-03 14:29
Intip Springhill Yume Lagoon, Hunian Strategis dan Asri di Serpong2025-06-03 14:09