Modus Baru Peredaran Narkoba di Jakarta: Emak
SuaraJakarta.id - Polres Metro Jakarta Pusat membongkar jaringan peredaran narkoba jenis quickq最新苹果下载sabu, ganja dan ekstasi antarwilayah. Sebanyak 9 orang pelaku ditangkap. Salah satu kasus yang dibongkar adalah modus baru peredaran narkoba yang menggunakan emak-emak penyandang disabilitas.
Adapun 9 pelaku yang ditangkap yakni PS (23), IH (21), AS (21), SM (33), MS (42), YP (28) dan SY (48). Total ada 6,7 Kg sabu, 3,1 Kg ganja dan 40 butir ekstasi yang disita polisi dari penangkapan 9 pelaku. Nilai barang haram itu disebut Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komaruddin mencapai Rp9 miliar.
Komaruddin mengklaim pengungkapan kasus tersebut bisa menyelamatkan 58 ribu jiwa.
"Hingga pada akhirnya memutus sebaran mata rantai peredaran sabu," kata Komaruddin saat jumpa pers di Polres Metro Jakarta Pusat, Kamis (22/9/2022).
Baca Juga:Diam-diam Panggil Sosok Ini karena Ketagihan Nikmatnya, Krisdayanti Nangis Kepergok Anang Lagi Asyik di Toilet

Kapolres menyebut modus bandar narkoba terbilang unik dan baru. Sebab, tersangka merekrut SY (48), seorang wanita disabilitas tiap mengantarkan barang haram itu ke Jakarta. Modusnya, agar aksinya itu tidak terendus aparat.
"Ini modus baru dan cukup unik. Untuk menghilangkan kecurigaan. Maka digunakan orang-orang dengan catatan khusus yang memang berpenampilan tidak mencolok," jelas dia.
Kepada polisi, SY mengaku menerima upah sebesar Rp20 juta setiap selesai mengantarkan barang haram tersebut. Diketahui, emak-emak difabel ini mengantar narkoba jenis sabu dari daerah Sumatra Utara lalu menumpang bus ke Jakarta.
Atas perbuatannya, YP dan kedelapan pelaku lainnya kini ditetapkan sebagai tersangka dijerat Pasal 114 Sub Pasal 112 juncto132 Sub sider Pasal 111 Ayat 2 tentang penyalahgunaan narkoba dan tindak pidana pengedaran narkoba dengan ancaman 20 tahun kurungan penjara.
Baca Juga:Pernikahan Wanita Cantik Dengan Pria Disabilitas ini Bisa Bikin Kamu Terharu
下一篇:Amerika Serikat Turun Gunung Kejar Hacker Coinbase
相关文章:
- AXA Mandiri Waspadai Efek Trump, Tetap Optimis di Tengah Gejolak
- Bhumi Mandala Festival Diharapkan Jadi Inspirasi Kembangkan Ekraf dan Budaya
- Studi Temukan Rutin Makan Yogurt Turunkan Risiko Kanker Kolon
- Usia Berapa Bulan Bayi Boleh Naik Pesawat?
- Bulan Depan Lengser dari Kursi Gubernur DKI, Anies Baswedan Sebut Ingin Istirahat
- Menko IPK Tekankan Pentingnya Sinergi Antar Negara di Forum Boao 2025
- FOTO: Meriah Deretan Kostum Parade Paskah di New York
- Jaga Kesehatan Ginjal dengan Daun Gedi, Ini 7 Manfaatnya
- Pedagang Tahu Menjerit Harga BBM Bersubsidi Naik: Kecewa Banget, Sangat Prihatin!
- Usia Berapa Bulan Bayi Boleh Naik Pesawat?
相关推荐:
- Ini Penjelasan Kenapa Paspor Indonesia Berwarna Hijau
- INFOGRAFIS: Minum Serai Setiap Hari, Apa Saja Manfaatnya?
- Prabowo: Usia Saya 73 Tahun, Saya hanya ingin Meninggalkan Nama Baik
- Mayapada Healthcare Perdalam Kemitraan dengan Apollo Hospitals India
- BKKBN Buka Suara soal Penyediaan Alat Kontrasepsi untuk Pelajar
- Menko Airlangga: Presiden Prabowo Ingin Masyarakat Manfaatkan Fasilitas Perbankan
- Fenomena Langka, Wanita 21 Tahun Alami Keringat Darah
- Holywings Gelar Pemeriksaan Gratis di Surabaya
- 'Anies Baswedan, Formula E Gak Bikin Kenyang!'
- Prabowo: 'Saya Tidak Mau Maju Lagi Sebagai Presiden RI, Kalau...'
- Giring Ganesha Enggak Sekelas dengan Anies Baswedan: Lebih Dilandasi Sensasi Politik
- Skrining Dexa Medica Ungkap 73% Peserta Berisiko Sakit Kronis
- 'Anies Baswedan, Formula E Gak Bikin Kenyang!'
- AXA Mandiri Andalkan Produk Baru di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- AXA Mandiri Waspadai Efek Trump, Tetap Optimis di Tengah Gejolak
- 3 Sanksi Rekomendasi Komnas HAM Terhadap Polisi Terlibat Obstruction of Justice Kasus Brigadir J
- PBNU: Living Law Tidak Sebatas Terkait Hukum Adat, Tapi Kebiasaan Keagamaan
- Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Berhenti Merokok?
- Kemenkes Jelaskan Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi buat Pelajar
- 3 Sanksi Rekomendasi Komnas HAM Terhadap Polisi Terlibat Obstruction of Justice Kasus Brigadir J