时间:2025-06-03 14:28:29 来源:网络整理 编辑:百科
Daftar Isi Fakta-fakta Covid-19 Subvarian Eris 怎么下载quickq苹果版
Tren kasus infeksi virus coronapenyebab Covid-19di Indonesia tengah mengalami kenaikan. Kenaikan diduga dipicu oleh subvarian baru Eris atau EG.5 dan EG.2.
"Kasus Covid-19 [di Indonesia] naik karena ada subvarian baru EG.5 dan EG.2," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).
Eris sendiri merupakan turunan dari varian Omicron. Hingga saat ini, Omicron masih menjadi varian yang mendominasi penularan Covid-19 di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kini tampaknya subvarian Eris kembali bergejolak di dunia, tak terkecuali di dunia. Kasus Covid-19 di RI sepanjang November tercatat mengalami peningkatan 58,9 persen dari Oktober.
Agar lebih waspada, masyarakat perlu memahami beberapa fakta tentang Covid-19 subvarian Eris berikut ini.
Virus corona penyebab Covid-19 subvarian Eris diyakini lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya.
Pakar penyakit menular dari Berkeley's School of Public Health John Swartzberg mengatakan bahwa subvarian satu ini tampaknya mengalahkan varian lainnya soal penyebaran.
"Ini dimulai dengan sangat lambat dan kemudian tampaknya semakin meningkat dalam hal [penularan] mengalahkan pendahulunya," ujar Swartzberg, mengutip Insider.
![]() |
Meski menyebar dengan cepat, beberapa pihak meyakini gejala yang ditimbulkan subvarian satu ini tak akan separah varian Corona lainnya.
Berikut beberapa gejala Covid-19 subvarian Eris yang biasa muncul:
- demam,
- kelelahan,
- batuk,
- sakit kepala,
- pilek.
"Mereka yang paling berisiko termasuk orang tua, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, dan mereka yang memiliki penyakit kronis," ujar Swartzberg.
Lihat Juga :![]() |
Berdasarkan laporannya, WHO menyebutkan bahwa subvarian Eris bisa lolos dari kekebalan tubuh.
Mengutip laman Yale Medicine, EG.5 disebut memiliki mutasi baru pada protein yang berpotensi menghindari sebagian kekebalan yang diperoleh setelah infeksi atau vaksinasi.
"Mirip dengan semua subvarian yang muncul. Ada kemampuan untuk menghindari kekebalan yang lebih tinggi," ujar ahli penyakit menular Scott Roberts.
(asr/asr)Tragedi Jeju Air, Kecelakaan Penerbangan Paling Mematikan di Korsel2025-06-03 14:28
Kronologi Kemaluan Suami Dipotong Istri Siri di Cikarang, Ketahuan Selingkuh2025-06-03 14:26
Ini Penjelasan Kenapa Paspor Indonesia Berwarna Hijau2025-06-03 13:52
AXA Mandiri Andalkan Produk Baru di Tengah Ketidakpastian Ekonomi2025-06-03 13:35
Sandiaga Curhat Nggak Boleh Nonton Konser Ahmad Dhani2025-06-03 13:31
Hendak Tawuran, Polda Metro Jaya Tangkap 12 Pemuda di Waduk Pluit2025-06-03 13:25
Periksa Kanit Reskrim dan Kapolsek Penjaringan, Kapolda Tepis Terkait Narkoba2025-06-03 13:17
Kronologi Kemaluan Suami Dipotong Istri Siri di Cikarang, Ketahuan Selingkuh2025-06-03 12:46
Ojol, Opang Kabar Baik dari Pak Anies Nih...2025-06-03 12:32
Makin Panas, Ini Dia Babak Baru Perseteruan Hotman vs Hotma2025-06-03 11:54
Israel Masuk Daftar Negara Berisiko Tinggi yang Wajib Dihindari Turis2025-06-03 14:16
Capai 3 Ribu Unit, Pemprov DKI Gandeng Swasta Bangun Lagi Rumah DP 0 Rupiah pada 20262025-06-03 14:11
Skrining Dexa Medica Ungkap 73% Peserta Berisiko Sakit Kronis2025-06-03 14:03
3 Minuman yang Bikin Tulang Kuat, Enak dan Murah Harganya2025-06-03 13:44
Ayat Alkitab tentang Cinta dan Kasih Sayang untuk Bahan Renungan2025-06-03 13:35
7 Manfaat Makan Buncis, Ada Efek Sampingnya Enggak?2025-06-03 13:08
'Anies Baswedan, Formula E Gak Bikin Kenyang!'2025-06-03 13:07
Hendak Tawuran, Polda Metro Jaya Tangkap 12 Pemuda di Waduk Pluit2025-06-03 12:40
Dua Staf Ahli Menteri Lukman Bakal Diperiksa KPK2025-06-03 12:31
Oknum Polisi Tersangka Penembakan Laskar FPI Terancam 15 Tahun Penjara2025-06-03 12:21